Selasa, 22 November 2011

Analisis kandungan Serealia dan kacang-kacangan


BAB I
PENDAHULUAN

I.1   Latar Belakang
       Secara botani tanaman serealia termasuk di dalam divisio Spematophyta, kelas Anggiospermae, subkelas Monocotyledone, ordo Garaminales, dan family Graminae1.
       Anggiospermae adalah golongan tumbuhan berbunga dengan biji tertutup dalam bakal buah (ovary). Salah satu kelasnya adalah Monokotiledone, dari subkelas ini banyak sekali species tanaman yang mempunyai nilai ekonomi yang penting yang ditanam secara meluas didunia. Kelas gramineae dimanfaatkan terutama untuk memenuhi bahan pangan yang berupa sumber karbohidrat2.
       Serealia adalah biji-bijian yang diperoleh dari tanaman padi-padian atau rumput-rumputan (gramine). Contoh bahan pangan yang termasuk serealia dan banyak di tanam di seluruh dunia adalah gandum, beras, jagung, jewawut, jali, oat, dan barley3.
       Setiap garis atau pita pada piramida makanan mewakili enam kelompok makanan, yaitu padi-padian, sayur-sayuran, buah-buahan, minyak, susu, serta daging dan kacang-kacangan4.
       Orang mengkonsumsi zat gizi yang terkandung dalam pangan untuk memberikan energi kepada tubuh yang mengatur proses-proses dalam tubuh, untuk pertumbuhan dan membantu memperbaiki jaringan-jaringan tubuh. Beberapa zat gizi mungkin menggantikan zat gizi lainnya, tetapi umumnya mempunyai fungsi yang jelas di dalam tubuh5.
       Sejumlah penduduk tidak cukup makan, lainnya tidak mempunyai cukup pangan yang beragam untuk menyediakan zat-zat gizi yang diperlukan oleh tubuh. Bila kondisi seperti itu berlangsung lama, maka gizi kurang akan timbul. Jumlah penderita gizi kurang makin bertambah di banyak negara sedang berkembang. Oleh karena itu ahli pertanian perlu mempelajari lebih banyak tentang gizi, tanda-tanda gizi kurang dan dan menanam tanaman pangan yang  akan dapat dikonsumsi penduduk untuk meningkatkan  status gizinya5.
       Serealia atau padi-padian terutama beras, merupakan bagian pokok dari susunan pangan di Indonesia. Bahan makanan ini adalah sumber karbohidrat yang baik (70%-80%), selain itu juga sebagai sumber protein sebab 6 sampai 12 persen dari semua serealia biasanya terdiri dari protein. Serealia juga mengandung beberapa mineral (Fe dan Ca) dan beberapa vitamin (thiamin, riboflamin dan niasin) dan juga merupakan sumber serat terutama dalam produk biji utuh3.
       Mutu serealia banyak ditentukan pada saat penanganan prapanen sampai lepas panen. Perubahan-perubahan yang dapat terjadi selama prapanen sampai lepas panen harus diperkecil untuk mempertahankan keadaan
atau mutu bahan pada suatu tingkatan yang masih dapat diterima oleh pemakai3.
       Kacang-kacangan termasuk famili leguminosae atau disebut juga polongan (berbunga kupu-kupu) mempunyai bentuk agak bulat, berat dan jenisnya  bervariasi. Kacang-kacangan merupakan sumber protein anbati dan mempunyai daya guna yang sangat luas. Meskipun diantaranya dipakai sebagai sumber minyak kedelai dan kacang tanah3.
       Berdasarkan dari sumber di atas maka dilakukan percobaan ini.

I.2   Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah:
1.       Mengetahui warna dan bentuk dari serealia dan kacang-kacangan
2.       Mengetahui ukuran dari serealia dan kacang-kacangan
3.       Mengetahui berat dari serealia dan kacang-kacangan
4.       Mengetahui persen kotoran dari serealia dan kacang-kacangan
5.       Mengetahui persen kerusakan dari serealia dan kacang-kacangan
6.       Mengetahui densitas kamba dari serealia dan kacang-kacangan
7.       Mengetahui daya serap air serealia dan kacang-kacangan pada suhu 80°C
8.       Mengetahui rasio pengembangan dari serealia dan kacang-kacangan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

       Yang dimaksud dengan serealia yaitu biji-bijian dari famili rumput-rumputan (gramine) yang kaya akan karbohidrat sehingga dapat menjadi makanan pokok manusia, pakan ternak dan industri yang menggunakana karbohidrat sebagai bahan baku. Jenis biji-bijian yang mengandung minyak misalnya jagung, merupakan bahan baku industri minyak nabati1.
       Secara botani tanaman serealia termasuk di dalam divisio Spematophyta, kelas Anggiospermae, subkelas Monocotyledone, ordo Garaminales, dan family Graminae1.
       Anggiospermae adalah golongan tumbuhan berbunga dengan biji tertutup dalam bakal buah (ovary). Salah satu kelasnya adalah Monokotiledone, dari subkelas ini banyak sekali species tanaman yang mempunyai nilai ekonomi yang penting yang ditanam secara meluas didunia. kelas gramineae dimanfaatkan terutama untuk memenuhi bahan pangan yang berupa sumber karbohidrat2.
       Biji-bijian yang tergolong dalam serealia antara lain padi (Oryza sativa), jagung (Zea mays), gandum (Triticum sp), cantel (Sorghum sp) dan yang lain jarang dijumpai di Indonesia adalah barley (Horgeum vulgare), rye (Secale cereale), oats (Avena sativa). Satu sama lain mempunyai struktur kimia yang sangat mirip1.
       Mutu serealia banyak ditentukan pada saat penanganan prapanen sampai lepas panen. Perubahan-perubahan yang dapat terjadi selama prapanen sampai lepas panen harus diperkecil untuk mempertahankan keadaan mutu bahan pada suatu tingkatan yang masih dapat diterima oleh pemakai3.
        Stuktur umum biji-bijian serealia terdiri dari tiga bagian besar yaitu kulit biji, butir biji (endosperm) dan lembaga (embrio)4.
       Kulit biji padi disebut sekam, sedangkan butir biji dan embrio dinamakan beras. Lapisan terluar disebut perikarp kemudian tegmen, lapisan aleuron dan bagian yang dalam adalah endosperm. Butiran beras pecah kulit (Brown rice) disusun perikarp 1-2%, aleuron + testa 4-6 %, embrio 2-3% dan endosperm 89-94%. Sekam mempunyai berat butir gabah pada tingkat kadar air 13% berat basah1.
       Endosperm terdiri dari dua bagian yaitu endosperm keras (horny endosperm) dan endosperm lunak (floury endosperm). Bagian keras tersusun dari sel-sel yang lebih kecil dan tersusun rapat, demikian juga susunan granula pati yang ada di dalamnya. Bagian endosperm lunak mengandung pati yang lebih banyak dan susunan pati tersebut tidak serapat pada bagian keras1.
       Pada beras ada bagian yang bening (transparant) dan bagian kelam (opaque). Perbedaan tersebut disebabkan oleh perbedaan struktural. Bagian yang akan kelam menyebabkan beras pecah selama penggilingan. Beras ketan seluruh endospermnya kelam, tetapi granula pati tersusun rapat satu sama lain sehingga tidak mudah pecah selama penggilingan1.
       Pada umumnya bentuk serealia lonjong misalnya padi dan gandum atau agak bulat misalnya pada kacang-kacangan. Berat tiap butir juga bervariasi dari yang ringan (sorgum) sampai dengan yang cukup berat (jagung) bahkan ada yang lebih berat lagi pada jenis kacang tertentu misalnya berat kacang merah sampai 600 gram1.
       Kacang-kacangan juga mempunyai struktur yang hampir sama dengan serealia. Bagian-bagian dari biji yaitu perikarp, embrio dan endosperm. Pada umumnya prosentase kulit biji lebih tinggi pada kacang-kacangan daripada serealia. Demikian juga tiap jenis juga beda prosentasenya misalnya kulit kedele 6-8%, kacang gude 10,5-15,5% dan lebih banyak lagi untuk biji dengan kulit yang lebih tebal misalnya kara benguk1.
       Bagian terluar dari kulit biji berupa epidermis yang tersusun oleh sel palisade, sedangkan dibawahnya ada testa yang terdiri dari sel parenkim. Bagian terluar endosperm adalah lapisan aleuron. Pada kacang tanah hanya ada satu lapis sel yang  berisi tetesan minyak seperti halnya pada serealia. Pada kedelai terlihat jelas lapisan aleuron yang berbeda dibandingkan dengan jenis kacang-kacangan yang lain1.
       Karbohidrat merupakan penyusun terbanyak dari serealia. Karbohidrat yang ada dalam serealia terdiri dari pati (bagian utama), pentosan, selulosa, hemiselulosa, dan gula bebas. Dalam beras pecah kulit terkandung 85-90% pati, 2,0-2,5% pentosan, dan 0,6-1,1% gula1.
       Bagian kedua terbesar penyusun serealia adalah protein. Protein tanaman dibagi atas dua kelompok yaitu protein cadangan dalam biji dan protein fungsional dalam bagian vegetatif dari tanaman. Protein cadangan dapat dibagi menjadi empat fraksi berdasarkan urutan pelarut yaitu albumin (protein larut telur), prolamin (larut alkohol), dan glutelin (larut dalam alkali dan asam). Pada serealia fraksi utama adalah prolamin dan globulin, sedangkan pada kacang-kacangan adalah globulin1.
       Mutu protein beras dianggap tertinggi diantara protein serealia, terutama karena kandungan lisinnya yang relatif tinggi. Beberapa serealia mempunyai mutu protein yang rendah disebabkan kandungan prolamin yang tinggi, karena kandungan lisin dalam prolamin rendah. Sebaliknya kandungan asam amino lisin dalam kacang-kacangan cukup tinggi maka kedua macam pangan jika digunakan secara bersamaan dapat saling menutupi kelemahan masing-masing1.
       Serealia kandungan lipida tertinggi terdapat dalam lembaga dan lapisan aleuron. Butiran lipida atau steroform berukuran submikroskopik sekitar 0,5 mm. Kurang lebih 80% lipda dalam beras pecah kulit terdapat dalam fraksi dedak-bekatul dan sepertiga lipida tersebut berasal dari embrio. Kadar lipida beras 2% dari total berat terdiri lipida netral 77,3%, fosfolipida 16,5%, glikolipida 9,8%. Asam lemak oleat, liroleat dan palmitat merupakan asam lemak utama dari lemak beras dan bekatul1.
       Kandungan mineral dalam tanaman bervariasi tergantung dari perbedaan komposisi dan ketersediaan nutrient tanah tempat tumbuh tanaman. Mineral tersebut terdistribusi pada semua bagian biji, tetapi yang paling banyak terdapat dalam lapisan aleuron dan lembaga. Oleh sebab itu selama penggilingan beras mineral etrsebut banyak yang terikut dalam dedak dan bekatul. Mineral yang etrdapat dalam serealia dalam jumlah banyak adalah kalium, fosfor, belerang, magnesium, klorida, kalsium, natrium, dan silikon. Sedangkan mineral yang dalam jumlah sedikit adalah besi, seng, mangan, dan tembaga. Dalam padi-padian yang paling banyak adalah Fosfor (P), sedangkan dalam kedelai adalah
Kalium (K)1.
       Kandungan vitamin dalam beras yang terutama adalah thiamin, riboflavin, niasin, dan pridoksin, meskipun ada juga vitamin yang lain yaitu asam pantotenat,  biotin, inositol, vitamin B12 dan vitamin E (tokoferol). Selama penggilingan serealia, vitamin tersebut banyak yang hilang karena kandungan vitamin terbanyak pada bagian aleuron. Berbeda dengan beras yang sedikit sekali mengandung vitamin A, kedelai cukup banyak mengandung provitamin A yaitu karoten1.
       Perubahan-perubahan yang dapat terjadi setelah panen ditentukan mulai sejak panen. Waktu panen mempengaruhi kualitas, kuantitas hasil, kerusakan selama pengeringan, penyimpanan dan metode proses yang dapat diterapkan. Kriteria panen meliputi kemasakan yang dapat dilihat dari tanda-tanda fisik, umur tanaman atau kadar air1.
       Pada umumnya serealia setelah dipanen dikeringkan sampai kadar air tertentu sebelum disimpan atau diproses lebih lanjut. Untuk jenis kacang, selain dikeringkan harus dilakukan pemisahan biji dengan kulit luar. Selama pengeringan perlu diperhatikan kecepatan pengeringan karena pada padi, pengeringan yang etrlalu cepat menyebabkan retaknya biji sehingga pada penggilingan banyak beras yang pecah. Pengeringan yang cepat pada awal pengeringan menyebabkan biji bagian dalam tidak kering, biji yang telah kering siap untuk disimpan1.
       Kerusakan biji serealia dan kacang-kacangan serta produknya selama penyimpanan diakibatkan oleh bermacam-macam faktor. Walau demikian perubahan-perubahan itu dapat diperlambat melalui pengendalian dua perubah utama yaitu kadar air dan suhu. Meskipun kondisi penyimpanan yang bebas oksigen juga berguna1.
       Perubahan biokimia yang paling penting selama penyimpanan adalah respirasi. Biji-bijian adalah organisme yang masih hidup, oleh karena itu masih melakukan respirasi. Proses ini mengakibatkan metabolisme karbohidrat dan lemak menghasilkan karbondioksida, air dan panas. Suhu yang lebih tinggi (sampai batas suhu hilangnya aktivitas enzim) cenderung menaikkan pernafasan, demikian pula yang etrjadi dengan kenaikan kadar air. Air dan panas yang ditimbulkan oleh pernafasan akan menstimulir tumbuhnya mikroorganisme dan hama disamping menaikkan laju pernapasan1.
       Setiap garis atau pita pada piramida makanan mewakili enam kelompok makanan, yaitu padi-padian, sayur-sayuran, buah-buahan, minyak, susu, serta daging dan kacang-kacangan4.
       Makanan dalam kelompok padi-padian merupakan sumber karbohidrat kompleks, vitamin, mineral, dan serat. untuk membantu pasien Anda dalam membuat pilihan makanan yang sehat dari kelompok makanan ini, sarankan agar mereka mengikuti rekomendasi berikut4.
1.      Mengonsumsi 6 oz(170 gram) padi-padian setiap hari jika mengikuti diet-kalori.
2.      Pastikan bahwa setengah dari semua padi-padian yang dikonsumsi setiap hari (setidaknya 3 oz; 85 gram) adalah padi-padian utuh, seperti sereal padi-padian utuh, roti, biskuit, beras, dan pasta.
3.      Perhatikan bahwa 1 oz itu sekitar 1 lembar roti, 1 cup sereal sarapan, atau setengah cup nasi, sereal, atau pasta.
4.      Pilihlah bahan-bahan yang terbuat dari sedikit lemak dan gula seperti roti, English muffin, nasi, dan pasta.
5.      Pilih beberapa sajian makanan yang dibuat dari pad-padian  utuh untuk menambah serat.
6.      Hindari makanan yang dibakar dengan kadar lemak dan gula yang tinggi, seperti kue dan kue kering.
7.      gunanya hanya setengah dari lemak yang dianjurkan  jika membuatkan makanan dari campuran yang dibeli dalam kotak.
       Kacang-kacangan, buah keras, biji berminyak kadang-kadang merupakan sebanyak 5 persen dari pangan yang dimakan penduduk Asia Tenggara. pangan tersebut merupakan sumber energi yang baik berkat kandungan karbohidrat atau lemak. Pangan ini juga merupakan sumber protein yang baik, begitu pula dengan
beberapa mineral dan vitamin B-kompleks5.
       Sebagian besar pangan ini mengandung sedikit besi atau vitamin A. Pada waktu berkecambah, kacang - kacangan dan biji berminyak merupakan sumber vitamin C yang baik. 5.
       Adapun mutu beras berdasarkan SNI, syarat umunya yaitu6 :
1.      Bebas hama dan penyakit
2.      Bebas bau apek, asam, atau bau lainnya
3.      Bebas dari campuran dedak dan berkatul
4.      Bebas dari bahan kimia yang membahayakan.
       Syarat khususnya sebagai berikut6 :
1.      Derajat sosoh
2.      Kadar air
3.      Butir kepala, butir patah, butir menir, butir merah, butir kuning/rusak, butir mengapur
4.      Benda asing dan butir gabah, dimana dibagi dalam empat kategori mutu (I,II,III, dan IV).
       Berikut tabel syarat Mutu Beras SNI 6128 : 20086 :
No.
Komponen Mutu
Satuan
Mutu
I
Mutu
II
Mutu III
Mutu III
Mutu IV
1
Derajat sosoh (min)
(%)
100
100
95
95
85
2
Kadar air (maks)
(%)
14
14
14
14
15
3
Butir kepala (maks)
(%)
95
89
78
73
60
4
Butir patah (maks)
(%)
5
10
20
25
35
5
Butir menir (maks)
(%)
0
1
2
2
5
6
Butir merah (maks)
(%)
0
1
2
3
3
7
Butir kuning /rusak (maks)
(%)
0
1
2
3
5
8
Benda mengapur (maks)
(%)
0
1
2
3
5
9
Butir asing (maks)
(%)
0
0,02
0,02
0,05
0,20
10
Butir gabah (maks)
Butir 100 gr
0
1
1
2
3

       Adapun ukuran dan bentuk butiran/biji merupakan dasar dalam menentukan mutu beras di pasar dunia yang secara umum digolongkan atas kriteria6 :
1.      Sangat panjang/very long grain (>7 mm)
2.      Panjang/long grain (6,0-6,9 mm)
3.      Sedang/medium grain (5,0-5,9 mm)
4.      Pendek/short grain (<5,0 mm) sedangkan bentuk beras dibagi tiga tipe yaitu lonjong/ramping, sedang dan bulat.
       Adapun untuk kacang tanah di golongkan menjadi 3 jenis mutu yaitu6 :
a.       Mutu I
b.      Mutu II
c.       Mutu III
Dan syarat mutu :
a.       Bebas hama dan penyakit
b.      Bebas bau busuk, asam, apek, dan bau asing lainnya.
c.       Bebas dari bahan kimia, seperti insektisida dan fungisida
d.      Memiliki suhu normal
       Untuk definisi Bungkil kacang tanah adalah produk hasil ikutan penggilingan biji kacang tanah setelah ekstraksi, minyaknya secara mekanis (expeller) atau secara kimia (solvent). Klasifikasnya bungkil kacang tanah digolongkan dalam 2 (dua) tingkatan mutu. Persyaratan Mutu yaitu persyaratan mutu standar bungkil kacang tanah meliputi kandungan nutrisi dan batas toleransi aflatoxin. Persyaratan mutu standar bungkil kacang tanah yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut6 :
Mutu I Mutu II
a. Kadar air (%) maksimum 12 12
b. Protein kasar (%) minimum 46 40
c. Serat kasar (%) maksimum 12 14
d. A b u (%) maksimum 7 7
e. Lemak (%) maksimum 3.5 7.5
f . Calsium (%) 0.1-0.3 0.1-0.3
g. Fosfor (%) 0.40-0.75 0.40-0.75
h. Aflatoxin (ppb) maksimum 200 200
       Cara Pengemasan bungkil kacang tanah sebagai bahan baku pakan dikemas dalam wadah yang tidak mempengaruhi isinya dan tertutup rapat. Pada label dituliskan antara lain nama produk, berat bersih dan nama produsen/perusahaan. Untuk cara pengambilan contoh sesuai SNI 01-2326-1991. Metode analisisnya sesuai metode analisis Aflatoxin dari dari AOAC.26 Edisi 14-1984, Metode TLC (Thin Layer Chromatograph). Lebih dari 65 persen kebutuhan protein dan 80 persen kebutuhan energi dalam pola makan penduduk di negara-negara sedang berkembang, dipenuhi oleh sumber pangan nabati. Pemenuhan makanan berprotein yang bersumber dari bahan hewani pada umumnya terbatas, karena harganya relatif mahal sehingga tanaman pangan masih merupakan sumber utama energi dan protein. Kacang-kacangan merupakan komoditas yang umumnya mudah diperoleh dan harganya relatif murah, dibandingkan pangan hewani. Kacang-kacangan sebagai bahan pangan sumber energi dan protein sudah banyak dimanfaatkan oleh penduduk Asia , Afrika, Amerika Latin, dan negara-negara lainnya. Komoditas ini termasuk dalam kelas Leguminosae, yaitu merupakan tanaman dikotiledon (memiliki dua keping biji) yang kaya akan zat gizi sebagai cadangan makanan bagi lembaga (embrio) selama germinasi (proses perkecambahan). Kacang hijau dikenal dengan beberapa nama, seperti mungo, mung bean, green bean dan mung. Tanaman kacang hijau merupakan tanaman yang tumbuh hampir di seluruh tempat di Indonesia , baik di dataran rendah hingga daerah dengan ketinggian 500 meter dari permukaan laut. Di Indonesia, kacang hijau juga memiliki beberapa nama daerah, seperti artak (Madura), kacang wilis (Bali), buwe (Flores), tibowang cadi (Makassar). Buah kacang hijau merupakan polong bulat memanjang antara 6-15 cm. Warna buahnya hijau ketika masih muda dan ungu tua setelah cukup tua. Di dalam setiap buah terdapat 5-10 biji kacang hijau. Biji tersebut ada yang mengkilap dan ada pula yang kusam, tergantung jenisnya. Biji kacang hijau berbentuk bulat atau lonjong, umumnya berwarna hijau, tetapi ada juga yang berwarna kuning, coklat atau berbintik-bintik hitam. Dua jenis kacang hijau yang paling terkenal adalah golden gram dan green gram. Golden gram merupakan kacang hijau yang berwarna keemasan, dalam bahasa botaninya disebut Phaseolus aureus. Sedangkan yang berwarna hijau atau green gram, disebut Phaseolus radiatus. Biji kacang hijau terdiri atas tiga bagian utama, yaitu kulit biji (10 persen), kotiledon (88 persen) dan lembaga (2 persen). Kotiledon banyak mengandung pati dan serat, sedangkan lembaga merupakan sumber protein dan lemak. Dalam perdagangan kacang hijau di Indonesia hanya dikenal dua macam mutu, yaitu kacang hijau biji besar dan biji kecil. Kacang hijau biji besar digunakan untuk bubur dan tepung, sedangkan yang berbiji kecil digunakan untuk pembuatan taoge. Kacang hijau termasuk tanaman pangan yang sudah lama dibudidayakan secara tradisional di Indonesia. Beberapa varietas unggul kacang hijau yang telah banyak ditanam di Indonesia adalah: Bhakti (No. 116). No 129, Merak, Nuri, Manyar, Gelatik, Betet, Walet, SP 83051, Kenari, Sriti, dan lain-lain6.      
       Adapun untuk standar mutu yang harus dipenuhi jagung sebagai bahan baku pakan, sangat diperlukan untuk memberi jaminan bagi petani penghasil, serta jaminan mutu pakan ternak yang menggunakannya.  Sebagai acuan utama dalam penyusunan standar ini adalah SNI 01-3920-1995, serta setelah memperhatikan
semua data dan masukan dari berbagai pihak. Standar ini meliputi definisi, klasifikasi, persyaratan mutu, cara pengemasan, cara pengambilan contoh, metode analisis dan penandaan. Definisi jagung sebagai bahan baku pakan adalah jagung pipilan hasil tanaman jagung (Zea mays L) berupa biji kering yang telah dilepaskan dan dibersihkan dari tongkolnya. Berdasarkan warna biji jagung terdiri dari jagung putih dan jagung kuning. Klasifikasinya digolongkan dalam 1 satu tingkatan mutu. Persyaratan mutu standar jagung-bahan baku pakan meliputi kandungan zat makanan dan kandungan bahan berbahaya/racun serta kemurnian6.
        Persyaratan mutu standar jagung-bahan baku pakan yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut6 :
Mutu I
a. Kadar air (%) maksimum 14.0
b. Protein kasar (%) minimum 7.5
c. Serat kasar (%) maksimum 3.0
d. A b u (%) maksimum 2.0
e. Lemak (%) maksimum 3.0
f . Mikotoxin
g. Aflatoxin (ppb) maksimum 50.0
h. Ocratoxin (ppb) maksimum 5.0z
i. Butir pecah (%) maksimum 5.0
j. Warna lain (%) maksimum 5.0
k. Benda asing (%) maksimum 2.0
l. Kepadatan (kg/cm3) minimum 700

BAB III
METODE PERCOBAAN

III.1 Alat dan Bahan
III.1.1 Pengamatan Struktur dan Sifat Fisik
       Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah mikrometer sekrup, timbangan, gelas ukur 100 ml, jangka sorong dan cawan petri.
       Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah beras, jagung, kacang tanah, kacang kedelai dan kacang hijau.
III.1.2 Pengamatan Mutu
       Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah, gelas ukur 100 ml, jangka sorong, cawan petri, dan timbangan
       Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah beras, jagung, kacang tanah, kacang kedelai dan kacang hijau.

III.2 Prosedur Kerja
III.2.1 Pengamatan Struktur dan Sifat Fisik
1.      Dicatat warna tiap-tiap bahan dan digambar bentuknya secara utuh.
2.      Diukur panjang, lebar, dan tebal masing-masing bahan.
3.      Sebanyak 100 butir bahan ditimbang dan dinyatakan berat bahan dalam gr/100 butir.

III.2.2 Pengamatan Mutu
1.      % Kotoran.
1)      Ditimbang 2 gr bahan(beras, jagung, kacang tanah, kacang kedelai, kacang hijau).
2)      Dipisahkan kotoran atau benda asing yang terdapat pada bahan.
3)      Ditimbang dan dinyatakan dalam %.
2.      % Kerusakan.
1)      Ditimbang 25 gr bahan(beras, jagung, kacang tanah, kacang kedelai, kacang hijau)
2)      Dipisahkan bahan yang sudah rusak (patah, hancur atau cacat).
3)      Ditimbang dan dinyatakan dalam %. 
3.      Densitas kamba.
1)      Dimasukkan bahan kedalam gelas ukur sampai volumenya mencapai 100 ml.
2)      Diusahakan pengisiannya sampai benar-benar padat. Dikeluarkan semua bahan dari gelas ukur dan ditimbang beratnya.
3)      Dinyatakan densitas kamba bahan dalam gr/ml.
4.      Daya serap air pada suhu 80°C.
1)      Dimasukkan 20 ml air ke dalam gelas kimia 100 ml.
2)      Diletakkan dalam penangas air 80°C.
3)      Ditimbang 2 gr beras kemudian dimasukkan ke dalam tabung tersebut dan dipanaskan selama 20 menit.
4)      Ditiriskan
5)      Ditimbang  berat bahan tersebut setelah dimasak.
5.      Rasio pengembangan.
1)      Diukur panjang bahan yang telah dimasak
2)      Diamati dan dicatat hasilnya.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. 1 Hasil Percobaan
IV. 1.1   Tabel Pengamatan
Tabel Pengamatan Struktur dan Sifat Fisik
1.   Warna dan Bentuk
Bahan
Warna
Bentuk
Beras
Putih

Jagung
Orange

Kacang tanah
Coklat

Kacang hijau
Hijau tua

Kacang kedelai
Krem


2.      Ukuran
     Bahan I
Bahan I
Panjang (cm)
Lebar
(cm)
Tebal
(cm)
Beras
0,77
0,158
0,14
Jagung
0,942
0,910
0,413
Kacang tanah
1,41
0,67
0,41
Kacang hijau
0,639
0,424
0,33
Kacang kedelai
0,647
0,48
0,316
                                



Bahan II
Bahan II
Panjang
(cm)
Lebar
(cm)
Tebal
(cm)
Beras
0,73
0,27
0,089
Jagung
1,06
0,831
0,490
Kacang tanah
1,47
0,7
0,38
Kacang hijau
0,59
0,410
0,39
Kacang kedelai
0,7
0,441
0,428

Bahan III
Bahan III
Panjang
(cm)
Lebar
(cm)
Tebal
(cm)
Beras
0,62
0,16
0,2
Jagung
0,939
0,920
0,436
Kacang tanah
1,412
0,824
0,44
Kacang hijau
0,639
0,427
0,401
Kacang kedelai
0,77
0,608
0,38

                            Rata-rata pengukuran tiap bahan
Bahan
Rata-rata Panjang (cm)
Rata-rata Lebar
(cm)
Rata-rata Tebal
(cm)
Beras
0,707
0,196
0,116
Jagung
0,980
0,887
0,446
Kacang tanah
1,431
0,735
0,41
Kacang hijau
0,623
0,420
0,374
Kacang kedelai
0,706
0,509
0,375
                       


3.        Berat
Bahan
Berat 100 butir
Berat dalam gr/100 butir
Beras
2,96 grs
2,96/100 butir
Jagung
23,73 gr
23,73gr/100 butir
Kacang tanah
32,25 gr
32,25 gr/100 butir
Kacang hijau
6,79 gr
6,79 gr /100 butir
Kacang kedelai
8,56 gr
8,56 gr/ 100 butir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar